Langsung ke konten utama

Lembar Persembahan




Bismillahirrahmanirrahim. Ucapan tanpa batas untuk Yang Maha Kuasa, Allah SWT atas setiap nafasku dan keberkahanNya. Shalawat serta salam bagi junjunganku, Nabi Muhammad SAW atas teladannya. 
Terima kasih kepada papa dan mamaku, Imam Anshori Saleh dan Dies Fatmawati atas cinta dan doa tulus yang tak pernah putus.
Kepada adikku Hafida Fahmiasari, terima kasih telah banyak mengajariku -yang notabene lebih tua darimu-, pelajaran berharga untuk bertahan dalam segala kondisi.
Keluarga kecil Taufika Rahardini, Holly Bilowo, Muhammad Fatah Azizi, dan Muhammad Fatih Al-Fadly, yang mewarnai hidupku dan senantiasa menghibur di saat penat.
Kepada para sahabat terbaik, Stephanie Hadylaya, Karlina Aucia Augusta, Aldiena Bunga Fadhila, Giovanni Fadhillah Empel, Maharsi Wahyu Kinasih, Masagung Suksmonohadi, Danang Satriaji, Ninda Sasmita Putri, Amalia Insan Kamil, Bella Oktofira, Debbie Naomi Edriani, Emil Yaditya, Aulia Nur Rakhmawati, Andika Jaffiani Lestari, Poppy Danastri Sari, Fransisca Erlina Rakhmawati, Azka Khairina, dan Putri Arrum Sari atas tahun-tahun terbaik, diskusi bermakna, dan suntikan kekuatan di banyak waktu. Kepada Siti Farhana, Nurul Fatikha Primandaru, Gagah Aji Pambudi, Rifky Akbar, Maria Martensita, Luluk Lusiantoro, Erika Fauzia, Aditya Rachman, Arfian Erma Zudana, Annisia Dwi Baehaki, Ferry Adhi Wibowo, Ian Adhyatma Prasetyo, Surya Prasandi, Andini Ayu, Amelia Annisa, Nabila Sekarsari, Tika Setia Wardhani, Annisa Fisakinah, Sharma Winny Heidi Simanjuntak, Karisza Arviana, Yusrina Sofia, Anindyajati Sila Pranabhakti, Eko Nugroho, Anisa Puspasari, Ardina Ayu Dwiratna, Ruriana Aria, Wida Defriana, Achmad Batari Semendawai, dan Galih Adhi Dharma atas bimbingan, kemauan saling berbagi, dan canda yang membekas di hati.
Kepada Bapak Mahfud Sholihin, dosen pembimbing skripsi idaman, yang selalu mengajarkanku ilmu tentang kesempurnaan, kepedulian, dan mengingat Tuhan dimana pun seorang manusia berada. Kepada Ibu Sari Sitalaksmi, Bapak Wihana Kirana Jaya, Bapak Mulyadi, Bapak Eko Suwardi, terima kasih atas inspirasi tentang kebaikan dan kegigihan yang membekas kuat di ingatanku.
Kepada keluarga besar Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa EQUILBRIUM, Ikatan Mahasiswa Akuntansi Gadjah Mada (IMAGAMA), dan Tim KKN Unit 43 Papua, Penelitian dan Pelatihan Ekonomika dan Bisnis (P2EB) terima kasih telah mewadahiku dan membinaku dalam tempat terbaik.
Kepada orang-orang yang ada di balik layar, para karyawan FEB UGM, khususnya penjaga perpustakaan dan bagian akademik; Mbak Kholilah, Mas Ulil A'la, pegawai pusat fotokopi Tri Edhi, dan penjual Bubur Ayam 86 di depan rumah, terima kasih atas segala bantuan dan hikmah yang mengingatkanku untuk terus bersyukur.
Kepada Riski Raisa Putra, terima kasih atas setiap tepukan pundak, waktu, pesan singkat penyemangat, keluh yang selalu didengarkan, dan senyum yang amat berharga. Skripsi ini karya kita.


Sebuah halaman di dalam sebendel skripsi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hari-hari Menjadi Ibu

Hampir tujuh tahun menjadi ibu, sekarang jadi sadar bahwa perjuangan dan perjalanan yang luar biasa itu bukan sekedar jargon atau ungkapan klise. Di dua sampai tiga tahun pertama merasakan mengurus bayi hingga batita membuat aku sadar tentang: 1. Hal yang biasa terlihat mudah, ternyata luar biasa menantang Sebut saja, menyusui, menyuapi anak sampai bisa makan sesuai porsi, tetap tenang ketika mereka sakit, atau tidak menangis ketika ASI yang baru kita perah tumpah. Hal-hal tersebut tidak pernah terpikir akan menantang ketika aku belum merasakan sendiri. 2. Ibu merespon apa yang dia dengar dan dia baca dengan cara berbeda Aku akan terima saja kalau dibilang baper, tetapi memang setelah melewati banyak proses rasanya jadi ibu membuatku lebih thoughtful dalam berucap dan menulis. Karena ibu merasakan apa yang ia dengar dan ia baca dengan mendalam, sambil memutar kembali rekaman peristiwa yang ia alami. Hal ini tidak remeh, karena mengasah empati. Suatu skill yang penting dimiliki seseor

Dalam Upacara Perpisahanku

Malam itu puluhan orang berkumpul, di ruang yang tak punya tembok, atap, lantai, maupun jendela Mereka tidak masuk lewat pintu, tetapi dari sesuatu bernama tautan   Sambutan demi sambutan, cerita indah hingga sedih, saut menyaut Ingin rasanya aku menanggapi tiap kisah yang mereka lontarkan Misalnya, ketika ada yang bilang aku orang yang tegar -- padahal tidak jarang aku mengeluh dan menangis diam-diam Atau.. Ketika ada yang mengatakan masih punya utang janji padaku, rasanya ingin kutagih tunai malam itu juga   Tapi apa, aku tak ada..  Di daftar nama peserta itu, namaku tak nampak Di layar itu, fotoku tak terlihat Ternyata begini rasanya bisa menyembunyikan tawa dan tangis tanpa harus menutup  microphone  atau kamera -- yang biasa aku lakukan beberapa bulan ini, setiap hari   Dalam upacara tersebut, tidak ada lagi kesal.. Tak ada lagi benci.. Tuntas sudah yang belum selesai Yang ada hanya rasa sayang, rasa syukur aku pernah bertemu mereka dan mencipta banyak kisah indah, unik, atau mela

Jalan Kesana

Kata mama saya, sejak dulu anaknya ini terobsesi dengan Inggris. Asumsi yang didasari oleh hobi masa kecil saya mengumpulkan post card gratisan dari majalah Bobo. Salah satu favorit saya waktu itu yang bergambar Princess Diana. Gak paham lagi, dia anggun banget dan berjiwa sosial, super ngefans! Waktu kecil belum paham tentang skandal percintaannya, jadi tiada celah baginya wkwk. Lalu suatu hari saya pasang post card tersebut di album foto, di sebelah gambar saya lagi tiup lilin ulang tahun ke-5. Kayaknya random aja waktu itu, bukan ala ala sikap yang penting untuk dikenang bertahun-tahun kemudian. Saya sendiri lupa sama sekali kejadian itu. Dan ingin ke London karena entah kenapa saya penasaran sama Inggris, belum pernah kesana, dan negara itu tampak sangat unik. Banyak musikus yang karyanya saya nikmati berasal dari Inggris, seperti The Beatles, Elton John, Sting, Coldplay. Saya selalu yakin nuansa sebuah kota berpengaruh terhadap jiwa seni warganya, semacam Jogja atau Ba