Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2015

Untitled

Sudah sekitar tiga bulan ini saya kembali tinggal bersama orang tua –pasca pindah ke apartemen bersama suami-. Usia kehamilan yang muda membuat saya tidak sekuat dulu lagi untuk berdesakan di kereta listrik setiap pagi dan sore, sedangkan pergi ke kantor dengan kendaraan pribadi dari apartemen di Kalibata sungguhlah buang waktu. Selain itu, Riski cukup intens bepergian keluar kota sehingga cukup nelangsa rasanya saat muntah di pagi hari saya harus menolong diri sendiri untuk menegakkan kepala dari wastafel. Kurang lebih tiga bulan saat itu saya tinggal berdua dengan Riski di sebuah ruangan 30 meter persegi dengan segala benda mini di dalamnya. Sebentar sekali ya, lha wong menikah saja baru tujuh bulan.  Enak juga rasanya pindah ke rumah orang tua lagi, setiap harinya bisa lebih fokus berjibaku dengan urusan kantor, yayasan, main sama teman, baca buku, dan merenungkan ide buka usaha –yang tidak dapat dilakukan secara bersamaan kala tinggal di apartemen-. Bagaimana tida

Sebuah Tempat yang Jauh, Di Minang Sana (bagian pertama)

Bapak Asmi Ahmad, orang yang sama sekali tidak saya kenal. Ia pergi sebelum kami sempat bertemu. Mendadak ia membuat saya berpikir lama seraya menangis sesekali di pergantian tahun ini. Seorang calon insinyur dari Universitas Indonesia yang tidak punya kesempatan meraih gelar kesarjanaannya. Namun, ia patri kuat semangat bagi penerusnya untuk kembali ke kampus itu. Setiap pagi ia bangunkan Si Bungsu dengan suara cukup menggelegar, “Ayo bangun, bagaimana mau masuk UI kalau tidak biasa bangun pagi!” I a membangunkan dengan kalimat itu bahkan sejak Si Bungsu belum belajar tentang baca tulis. Bila ada lima soal latihan yang diberikan Bu Guru, Si Bungsu harus mengerjakannya ditambah lima soal lain. Ia tuntun anaknya untuk selalu memberikan lebih dari yang orang lain minta. Ia pergi cepat, beberapa tahun sebelum melihat keturunannya sempat berjas kuning. Pada 2008 janji Si Bungsu tunai, namanya dalam daftar mahasiswa UI. Meski demikian Si Bungsu pada akhirnya tidak sekali