Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2015

Lamunan Jean (Bagian I)

Lorong yang senyap itu mendadak berisik, oleh suara sepatu Jean. Parasnya yang sangat Indonesia timur tampak lelah setelah seharian mengitari kota Malang mencari data. Jadi peneliti bukanlah sesuatu yang dipilih banyak karibnya, namun sebagai wanita –yang relatif muda- dan masih ingin mengejar mimpi idealnya, Jean menjalani perkerjaan ini. Jadi surveyor. Gaji minimum dengan tingkat keletihan maksimum. Entah kenapa ia tetap jalani, meski seringkali dia tidak terlalu menikmatimya. Atau bahkan sama sekali tidak mensyukurinya. Sesampainya di salah satu kamar hotel kelas melati tempatnya menginap, dia memeriksa telepon selular bututnya. Tujuh panggilan tak terjawab dari Jono. Secepat kilat ia tekan tombol “call” ke nomor Jono, tak diangkat. Waktu menunjukkan pukul 23.37, apa daya. Ia rebahkan tubuhnya di kasur beraroma debu. Ada gurat kesedihan di wajah Jean, ia begitu merindukan Jono. Meski bila sedang bersama mereka sering kali tak akur, sesepele urusan bisnis Jono yang tidak kunjung