Malam itu puluhan orang berkumpul, di ruang yang tak punya tembok, atap, lantai, maupun jendela
Mereka tidak masuk lewat pintu, tetapi dari sesuatu bernama tautan
Sambutan demi sambutan, cerita indah hingga sedih, saut menyaut
Ingin rasanya aku menanggapi tiap kisah yang mereka lontarkan
Misalnya, ketika ada yang bilang aku orang yang tegar -- padahal tidak jarang aku mengeluh dan menangis diam-diam
Atau.. Ketika ada yang mengatakan masih punya utang janji padaku, rasanya ingin kutagih tunai malam itu juga
Tapi apa, aku tak ada..
Di daftar nama peserta itu, namaku tak nampak
Di layar itu, fotoku tak terlihat
Ternyata begini rasanya bisa menyembunyikan tawa dan tangis tanpa harus menutup microphone atau kamera -- yang biasa aku lakukan beberapa bulan ini, setiap hari
Dalam upacara tersebut, tidak ada lagi kesal.. Tak ada lagi benci.. Tuntas sudah yang belum selesai
Yang ada hanya rasa sayang, rasa syukur aku pernah bertemu mereka dan mencipta banyak kisah indah, unik, atau melalui masa yang berat bersama
Malam itu aku sadar bahwa di antara kasih sayang dan kekesalanku pada saudara dan kerabat hanya setipis makna ada dan tiada
Jakarta, 4 Juli 2021
di tengah banyak berita duka
Komentar
Posting Komentar