Panasnya Jogja mengingatkan saya pada neraka. Padahal tidak pernah kesana, aneh sekali. Beberapa kali saya kurang menyukai siang yang teriknya berlebihan. Membakar kulit adalah risiko ke sekian yang saya pikirkan, tetapi kemampuan matahari untuk mendekap mata hingga mengriyip sungguh tidak membuat nyaman.
Apa yang salah dengan siang, apa yang salah dengan matahari. Siang sering mengajarkan tentang kenikmatan meneguk segelas jus segar. Siang juga membiarkan saya merasakan teduhnya rumah.
Saat balita saya sering sekali menangis pada pukul 19.00. Sedih sekali mengetahui bahwa hari beranjak malam. Yang artinya penghuni rumah akan segera terlelap, yang artinya lagi dunia saya akan menjelma sepi. Hal itu terjadi karena kebiasaan saya tetap terjaga di malam hari, dan sedihnya hantu selalu dicitrakan akan keluar tengah malam.
Malam sama tak bersalahnya. Setelah dewasa saya merasakan kekuatan malam sebagai ruang kontemplasi paling nyaman. Malam membuat lampu kota terlihat ratusan kali lebih cantik. Hampir selalu. Sepertiga malam jadi tempat paling sejuk untuk para pencari Tuhan.
Malam dan siang, panas dan dingin, tinggi dan rendah, besar dan kecil. Tak ada yang salah dengan salah satu dari setiap padanan kata sifat tersebut. Masing-masing darinya adalah dua mata koin yang mesti jadi pilihan. Kadang kita juga tak punya pilihan, lantas buat apa risau. Menerima saja dan kemudian menikmati selalu jadi solusi paling solutif.
Dari kesemuanya itu, ada sepasang kata sifat yang buat saya mutlak jadi pembeda hidup hari ini. Jauh dan dekat.
Jauh adalah saat adik saya harus pergi dan untuk menemuinya butuh usaha yang luar biasa besar. Jauh adalah saat selama sepuluh tahun ayah harus menunggu akhir pekan untuk pulang ke Jogja bertemu istri dan anaknya. Jauh adalah saat para sahabat pergi ke pantai bersama dan merayakan ulang tahun, tetapi saya hanya bisa "ikutan" dengan melihat gambarnya. Jauh adalah saat seorang ibu menangis karena anaknya harus kembali ke perantauan setelah mudik beberapa hari. Jauh butuh bermenit-menit setiap hari untuk menekan sesak di hati agar logika bisa kembali sadar untuk melanjutkan perjuangan.
Silahkan temukan semua pembenaran bahwa jauh itu baik, tetapi kita butuh jujur bahwa jauh hampir selalu tak menyenangkan.
Komentar
Posting Komentar