Tiga orang wanita menuju seperempat abad, menanti di depan rumah yang agak gelap. Kuhampiri dan disambung pelukan agak panjang. Martabak asin dan brownies menggenapkan gelak tawa malam itu.
Esok harinya, dua wanita-hampir seperempat abad juga- datang di siang hari, sambil bawa hidangan utama untuk isi perut. Super mantap, super lezat. Gelak tawa berlanjut sampai malam, sambil tiduran di hadapan sahabat yang sedang berjuang dengan skripsinya, datang si seseorang yang super panik seperti habis dimarahi ayah. Yang memang habis dimarahi.
Beberapa hari setelahnya, lima potong rendang dari pulau seberang mendekatkan kami lagi. Dan mereka lagi-lagi memelukku.
Dalam kesedihan yang amat dalam, mereka tidak menyalahkan, tidak menasihati, tidak menggurui. Hanya mendengarkan dan mengatakan bahwa hidup harus tetap berjalan. Dan bahwa matahari masih sama indahnya dengan bulan lalu, atau tahun lalu.
Dan bagiku itu sudah lebih dari cukup.
Kaka bisa bikin cerah awan kok. Kan Kaka punya matahari di hati Kaka (NSP). Cinta punya cara yang kadang-kadang tak tertebak. Selalu paradoksal dan anomali. So perjuangkan apa yang ingin kamu perjuangkan (GFE). Pembelajaran ini akan menguatkanmu (AB). I always be by your side, as always (MWK). Kamu pasti lewat soal ini (BO). Aku gak jago ngasih kata penghiburan. Tapi mari kita beranjak, bersiap-siap, dan mengerjakan check list yg sudah kita buat (SH). Yang paling realistis dari harapan adalah mendoakan (KAA). Bersabar untuk yang baik (ABF). Perjuangkan, Sob! [MS] Hang on! Jangan goyah (DS)
Bila hadir seseorang lagi yang dinanti, sempurnalah sudah. Aku memang harus mencoba untuk terus bersyukur dahulu, melanjutkan berjuang kemudian :)
Komentar
Posting Komentar