Kita bertemu, sejenak menyapa
Merapat, tertawa berbisik..
Enam tahun sudah, sejak kita berkenalan malu-malu
Diawali perbincangan tak esensial..
Aku miliknya, dan kau milik seseorang
Entah mengapa, walau seharusnya tidak, kita menjauh
Kadang aku menyapa, kamu tersenyum,
Tapi tetap kosong
Karena kita terpisah jurang yang tak tampak,
Tertutup kabut senja
Di dalam hati aku sedang terluka, melirik sibuk mencari uluran tangan
Di saat yang sama ku melihatmu, mata yang bergerak sama sibuknya
Bingo!
Kita dalam kekalutan yang sama
Tak seperti biasanya,
Dimana ada dentuman semangat feminisme,
Nafas emansipasi
Kita berdiri tegak layaknya karang
Pantang menengok masa lalu
Tak seperti biasanya,
Peluh pun tak halangi kita berlari
Kelelahan sudah jadi teman minum kopi
Kita luluh oleh luka yang dalam..
Remuk rapuh, jatuh memanja melas
Dan aku bercerita, curahan hati sahabat
Semua tumpah..
Tak ada lagi senyum arogan,
Tiada lagi tatapan sungkan,
Aku makin mengenalmu yang bersih hatinya..
Sekarang, di saat ku menuliskannya,
Kamu telah sampai di dermaga yang kamu tuju
Kamu telah berhasil menerbangkan pesawatmu..
Kamu telah kokoh berbalik menatap hari yang baru
Aku senang..
Menatapmu yang kini bagai menatap masa depan,
Melihat bahwa dalam setiap perjuangan yang getir, selalu ada rumah yang hangat tempatku pulang untuk bahagia..
Kamu pernah berkata,
“Jangan sedih karena sendiri, karena saya akan selalu ada menemanimu“
Kalimat sederhana berisi sepuluh kata, yang terus terngiang untuk menguatkanku..
Bukan hanya kamu, tetapi mereka, dia, dan tentunya Dia, ada bersamaku..
Lalu, sejak itu aku tak lagi ragu..
Terima kasih sahabat, telah ajarkanku cara sederhana perjuangkan kebahagiaanku
kamarku, 10 Juni 2010
sesaat setelah membaca tentang keteguhan hati sahabatku
Merapat, tertawa berbisik..
Enam tahun sudah, sejak kita berkenalan malu-malu
Diawali perbincangan tak esensial..
Aku miliknya, dan kau milik seseorang
Entah mengapa, walau seharusnya tidak, kita menjauh
Kadang aku menyapa, kamu tersenyum,
Tapi tetap kosong
Karena kita terpisah jurang yang tak tampak,
Tertutup kabut senja
Di dalam hati aku sedang terluka, melirik sibuk mencari uluran tangan
Di saat yang sama ku melihatmu, mata yang bergerak sama sibuknya
Bingo!
Kita dalam kekalutan yang sama
Tak seperti biasanya,
Dimana ada dentuman semangat feminisme,
Nafas emansipasi
Kita berdiri tegak layaknya karang
Pantang menengok masa lalu
Tak seperti biasanya,
Peluh pun tak halangi kita berlari
Kelelahan sudah jadi teman minum kopi
Kita luluh oleh luka yang dalam..
Remuk rapuh, jatuh memanja melas
Dan aku bercerita, curahan hati sahabat
Semua tumpah..
Tak ada lagi senyum arogan,
Tiada lagi tatapan sungkan,
Aku makin mengenalmu yang bersih hatinya..
Sekarang, di saat ku menuliskannya,
Kamu telah sampai di dermaga yang kamu tuju
Kamu telah berhasil menerbangkan pesawatmu..
Kamu telah kokoh berbalik menatap hari yang baru
Aku senang..
Menatapmu yang kini bagai menatap masa depan,
Melihat bahwa dalam setiap perjuangan yang getir, selalu ada rumah yang hangat tempatku pulang untuk bahagia..
Kamu pernah berkata,
“Jangan sedih karena sendiri, karena saya akan selalu ada menemanimu“
Kalimat sederhana berisi sepuluh kata, yang terus terngiang untuk menguatkanku..
Bukan hanya kamu, tetapi mereka, dia, dan tentunya Dia, ada bersamaku..
Lalu, sejak itu aku tak lagi ragu..
Terima kasih sahabat, telah ajarkanku cara sederhana perjuangkan kebahagiaanku
kamarku, 10 Juni 2010
sesaat setelah membaca tentang keteguhan hati sahabatku
Rahmia...
BalasHapusaku ingat kita sama-sama bercerita, saat semua orang sedang berlibur dengan tenang dan bahagia..
aku ingat kita meraung-raung menangisi ke-feminisan kita yang tak dapat dipahami orang lain...
aku ingat kita berbagi kisah bersama semangkuk bubur di pagi hari saat malam sebelumnya kita sama-sama kalut...
aku bisa kuat karena kamu, karena mereka, karena aku pun tahu bahwa selalu ada rumah yang hangat tempatku dan kita semua pulang dan bahagia...
Rahmia...
aku ingin mengucap terimakasih yang teramat...
kita saling menjadi pilar bagi masing-masing dari kita...
sebetulnya keteguhan hatiku karena satu hal, kamu, kalian yang selalu ada dan mendukungku...terimakasih..
Rahmia...kamu tahu kita selalu ada untukmu..
HUGS and KISSES for you...
thank you for the un-describe-able beautiful posting... i love you!
kita akan makan lebih banyak mangkuk bubur lagi,
BalasHapuskita akan janjian untuk ke kampus jauh lebih pagi dari biasanya
kita akan makan siang bersama lagi, sampai larut sambil setelahnya meminum secangkir coklat hazelnut panas..
*I can't hold back tears while reading what you write, remembering how hard we were both struggling
Good friendship from 2 fiends.. be women who can standing egality, standing with your own power..
BalasHapus