Maukah
kamu hidup dengan caraku?
Katakan,
bagaimana caramu?
Sesederhana
tinggal di Jakarta dan pergi bekerja di Bogor.
Becanda.
Apa enaknya?
Aku tahu
Jakarta memang terlalu padat sekarang, tetapi ada satu hal yang tak dapat kamu
abaikan. Bahwa perjalanan pulang dan pergi ke tempat bekerja setiap hari adalah
hal yang paling membuat letih dan memakan banyak waktu.
Lantas,
apa bedanya dengan apa yang kamu tawarkan?
Lihat
kereta listrik itu, yang selalu penuh di pagi hari dari arah Bogor ke Jakarta. Di
sore hari akan berbalik, arah Jakarta ke
Bogor jadi terlalu ramai sampai sesak. Coba bayangkan, bila kita berangkat ke
Bogor di pagi hari dan pulang ke Jakarta di sore hari. Kereta yang melawan arus
dari lalu lalang pekerja di sini hanya ditumpangi oleh sedikit orang, kadang
hampir kosong. Bukankah ini menyenangkan? Aku pun yakin bahwa dengan melawan
arus ini kita tak akan dekat dengan kelaparan. Setiap hari kita tetap dapat membeli
roti sebanyak yang kamu mau dan susu yang melimpah sampai kekenyangan. Maafkan bila
aku tak dapat menjanjikan kilauan emas berlebih seperti yang mereka miliki.
Tetapi bisa juga tidak demikian, asalkan kamu percaya.
Aku lebih
dari percaya atas apa yang kamu katakan. Kemilau-kemilau itu tidak begitu aku
pedulikan. Bisa menikmati waktu luang lebih banyak dalam hidup dan memaknainya
bersamamu adalah yang lebih aku utamakan. Kita lawan saja arus ini, bukan karena merasa
lebih hebat bila begini, tetapi memang tujuan hidup kita berbeda dengan mereka.
dari sebuah perbincangan ratusan kilometer tentang sebuah masa [gambar]
Komentar
Posting Komentar