“Cahaya! Beri aku cahaya!” adalah tangisan tak bersuara dari jiwaku, dan cahaya cinta menyinariku tepat pada saat itu. ( Helen Keller ) Kalimat itu merupakan kutipan dari ungkapan salah seorang wanita tuna rungu dan tuna netra asal Amerika yang hidup pada abad 18. Dengan pendidikan ia berhasil keluar dari belenggu keterbatasan yang menghujam jiwanya setiap detik. Jadilah ia wanita pertama peraih gelar sarjana dari perguruan tinggi terkemuka, Harvard University. Tak berbeda dengan keadaan fisik seorang Helen Keller, pada kehidupan rakyat kita, terutama bagi kelompok menengah ke bawah banyak terjadi kebutaan, ketulian, kebisuan, sampai kepincangan. Kebutaan itu ada karena ketidakmampuan untuk mengenyam pendidikan. Selanjutnya, mereka sulit mendengar atau mencerna tentang banyak fakta di negeri mereka sendiri karena minimnya konsumsi informasi. Keterbatasan itu membuat mereka menjadi bisu, tak tahu apa argumen yang tepat untuk membela hak, tak yakin pula suaranya didengar. Lalu, kepincang...