Sudah sekitar tiga bulan ini saya kembali tinggal bersama orang tua –pasca pindah ke apartemen bersama suami-. Usia kehamilan yang muda membuat saya tidak sekuat dulu lagi untuk berdesakan di kereta listrik setiap pagi dan sore, sedangkan pergi ke kantor dengan kendaraan pribadi dari apartemen di Kalibata sungguhlah buang waktu. Selain itu, Riski cukup intens bepergian keluar kota sehingga cukup nelangsa rasanya saat muntah di pagi hari saya harus menolong diri sendiri untuk menegakkan kepala dari wastafel. Kurang lebih tiga bulan saat itu saya tinggal berdua dengan Riski di sebuah ruangan 30 meter persegi dengan segala benda mini di dalamnya. Sebentar sekali ya, lha wong menikah saja baru tujuh bulan. Enak juga rasanya pindah ke rumah orang tua lagi, setiap harinya bisa lebih fokus berjibaku dengan urusan kantor, yayasan, main sama teman, baca buku, dan merenungkan ide buka usaha –yang tidak dapat dilakukan secara bersamaan kala tinggal di apartemen-. Bagaimana ...
tak sempurna, namun layak dibaca