Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2010

Si Kecil yang Kusayang

Ia telah renta. Banyak goresan di permukaan tubuhnya. Kamu tak terlalu renta kurasa, tapi kini ia tak dapat berlaku semestinya lagi. Naif, ia hanya benda mati. Namun kurasa ia yang terdekat denganku untuk lebih dari setahun ini, menemani di hari yang gelap maupun terang, panas dan hujan, serta saat ku menangis maupun tertawa. Warnanya mocca, selalu menemaniku kemana-mana. Aku merasa bodoh untuk bersedih karena ketidakmamkpuannya menjadi sahabatku lagi. Ku bersedih, karena banyak karya tertuang olehnya, banyak rasa kusampaikan padanya, dan ia menghubungkanku dengan banyak hal. Ia bisa saja diganti, bahkan dengan yang jauh lebih baik, tapi aku tetap lebih suka dengannya, aku ingin terus bersamanya. Hai teman kecilku yang cukup berat dibanding sesamamu, tahukah kamu, bahwa aku merindukan kamu yang dulu. Kamu yang bersemangat, Walau kata orang ini tak penting, tapi ketiadaanmu membuatku benar-benar kacau, terutama untuk malam ini, Aku bersedih :( Aku masih berharap kamu bisa segera pulih..

Rapuh

Apa yang salah dengan rupa-rupa kita yang berbeda, kalau hati kita sama putihnya.. Apa yang ironis dengan aku yang suka utara, lantas kau yang di selatan mengatakanku tak imbang, padahal kau sendiri tak ingin menjamah utaraku.. Apakah perlu kusampaikan kalau aku benar-benar ingin kutub-kutub ini berdamai, karena kurasa hal itu tak penting bila ku tak melakukan apa-apa.. Kau berkata aku cacat hati dengan segala tampakku yang tak ingin terlalu sering merunduk, namun kau buta dan tuli saat kau juga tak mau mengubah pandanganmu padaku. Bahkan saat ku mencoba, kau hanya tersenyum sekelebat, lalu kembali memakiku. Apa salah jika ku terbiasa tidur di kasur empuk, sedangkan kau mengikrarkan bahwa orang macam aku ini tak tahu apapun tentang dunia. Nasib ini, jalan ini, bukan pilihanku, tapi pilihan orang tuaku dengan usaha mereka, dan kehendak Tuhan yang memberikan suratan ini.. Tahukah kamu, kita, kamu, maupun aku, punya peran yang sama, punya beban yang sama beratnya, punya sisi angkuh masing

Penyelamat Kota yang Gelap

Aku berlari melewati lorong gelap, di sampingnya terdapat got-got berisi kubangan air keruh beraroma busuk. Mataku pedih oleh kontaminasi karbon monoksida, nafasku sesak, ini sungguh pengap. Dalam perjalanan ini aku berpikir. Otak berisi gulungan film panjang yang tak berujung, memutar tiap adegan bermakna ganda. Antara kebaikan dan keburukan, atau hitam putih yang saling mengisi. Menyebut terang dalam gelap. Film itu sedang berputar dengan genre yang bukan drama. Lalu kuuraikan kesejukan dan rasa panas sekaligus. Damai dalam pertikaian. Ingin ku segera pergi dari lorong ini, sayangnya ia panjang tanpa jalan pintas tempat ku dapat secepatnya bebas. Senang atau tidak aku musti tetap lewati. Akhirnya.. Kutemukan ujungnya, titik terang yang semakin berpendar semakin kujalani. Bukan lagi sesak, tak ada aroma menyengat. Bumi yang kini kulihat berisi padang rumput yang indah, bunga-bunga warna cerah memenuhi setiap sudut mengeluarkan aroma teduh. Kota ini nyaman bagi penguninya, penduduk ber

Busy Woman's Reflections

my daily activity, play with myself Ohh, you? Taking a picture of me? I have a camera too cheers Don't go please.. Okay. Again, i'm playing with myself.. truum.. truumm..

Segenggam Cerita dari Depok

Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi Kalau ada umur panjang, boleh kita bertemu lagi Siapa yang bisa menebak usia seseorang, dan apa kriteria panjang umur, saya belum menemukan requirement yang pas. Hari libur bagaikan barang mewah, sela dimana kita dapat melakukan rutinitas yang tak dapat terjamah di hari biasa yang padat. Saya tak mau melewatkan hari langka itu. Lalu saya ajak teman-teman lama untuk kembali berkumpul. Kadang saya bergerak dulu baru berpikir. Di hari minggu yang cerah seharusnya saya mengerjakan UTS take home yang lama terlupakan. Saya ingat, tapi lupa akan selalu menjadi dalih yang lebih keren dibanding malas. Mengatakan kumpul jam 11.00, ternyata saya baru bisa datang pukul 16.00.Pemilik rumah, Gelgel, bak gadis menanti lamaran pujaan hati yang harap-harap cemas menunggu kedatangan teman-teman. Lalu saya yang didaulat sebagai seksi acara masih termenung di kampus memandangi lajur atau jurnal, entah mau disebut apa, saya makin tahu mengapa akuntans

Bung Karno di Tengah Hujan

Sebuah siang di 15 april Hujan membelai kota ini.. Di waktu empuk dan luang, saya bisa rebahan sambil mikir Setelah penat dari urusan akademik dua minggu belakangan Entah mengapa, seketika kuingat akan bapak bangsa, Bung Karno Saya tak teramat fanatik padanya Menikah dengan beberapa wanita dalam jangka waktu yang berdekatan, dan masih punya beberapa simpanan di banyak kota, bagi saya menyusutkan karisma beliau Tapi saya akui, Bung Karno tak tertandingi dalam berorasi dan negosiasi Bangga rasanya untuk sekedar tahu bahwa bangsa ini punya pemuda macamnya Tak pernah ia biarkan kita bagai bangsa rendahan, pidatonya selalu sukses mengangkat dagu rakyat Berandai-andai, Bila saya bisa bertemu bung karno, ingin rasanya saya tanyakan tentang statementnya puluhan tahun lalu, "Beri aku sepuluh pemuda, maka aku akan goncangkan dunia" Saya terlalu sederhana, tak ingin sampai guncangkan dunia. Cukupkah punya lima pemuda untuk porsi saya? Lantas berapa dunia yang dapat digoncangkan dengan p

Biarkan kaki-kaki kecilku berlari..

Aku suka berbicang, mencoba berpikir dari sepatu orang lain Aku ingin menguasai dunia, seingin banyak bidang ingin dapat kupelajari Aku sibuk mencari, aku sibuk mengejar, seakan kuingin punya hari yang lebih dari 24 jam, setahun yang tak hanya 365 hari Lalu kusadar, tentang sebuah pertanyaan besar, kemana hidupku akan berarah Dimana kuingin berpijak? Aku mau banyak, padahal yang sebenarnya aku perlu hanyalah sebuah yang sederhana Yang akan kukuliti layaknya lapisan bawang merah Sehingga ku akan tahu, bagaimana pedihnya aku mengupas Tanganku bau menyengat dalam prosesnya Lalu suatu hari berhasil kutemukan, bahwa bawang yang kejam itu juga punya manfaat Aku ingin segera menemukan pijakan itu, kukejar terus Biarkan kaki-kaki kecilku berlari..

Masa Kecilku

Terkenang... masa-masa kecilku Senangnya... aku s'lalu dimanja Apa yang kuminta s'lalu saja ada Dari mama, dari papa, cium pipiku dulu Saatku... tiba berulang tahun Senangnya... hadiahku boneka Lucunya... kusuka sampai kini kusuka Kini aku t'lah dewasa boneka kubawa s'lalu Ingin kukembali ke masa yang lalu Bahagianya dulu waktu kecilku Kudengar cerita mama papa bilang aku lincah lucu waktu kecilku Waktu kecilku aku suka bernyanyi Saatku... tiba berulang tahun Tak lupa... hadiahku sepeda Kupakai setelah selesai kubelajar Janji mama, janji papa, setelah ku naik kelas

Titik Pembuka

Assalamu'alaikum Dari titik inilah saya memulai, menyambung beberapa titik yang telah terlewati, lalu membuat titik-titik lain yang akan saya tentukan kemana akan berujung.. Selamat datang.. Sebuah catatan kecil, dimana saya akan membagi tentang banyak kisah, pikiran, dan harapan.. Manusia adalah makhluk yang rapuh,dengan pikiran kita kuat, dengan tulisan kita abadi Dan dalam tulisan saya tak ingin bermain pencitraan, hanya akan menyampaikan tentang warna-warni hidup anak manusia Enjoy this blog :)