Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2015

Kapan Hilangnya?

Pak polisi di hadapan menanyakan kapan KTP saya hilang. Untunglah setelah beberapa detik berlalu dia tidak melontarkan pertanyaan kedua (dalam prediksi saya), dimana KTP saya hilang. Keduanya adalah pertanyaan kurang berguna bagi siapapun yang kehilangan surat pentingnya. Kehilangan bukanlah hal yang diinginkan siapapun, kehilangan juga bukan hal yang dapat dengan mudah kita tahu kapan dan dimana terjadi. Sekalipun kita merasa sedih karena perginya orang kesayangan, agaknya tetap sulit untuk tahu kapan rasa kehilangan itu bermula. Dan dimana dapat ditemukan hal yang membuat kita tak kehilangan lagi. Di pemakaman, di hadapan foto, atau di hamparan rerumputan halaman rumah tempat kami biasa bermain. Saya tidak akan menemukannya lagi. Bila terpaksa harus dijabarkan waktu yang menjadi batas antara rasa memiliki dan rasa kehilangan –selayaknya bila ditanyai polisi- jawabannya adalah malam hari. Karena setelah bangun di pagi hari kita akan menyadari bahwa yang terjadi bukanlah...

Cinta Ideologis

S aya tidak sedang bercerita te n tang sebuah mahzab atau gagasan besar hingga membawa sebuah tulisan dengan embel-embel ideologis. Saya justru sedang ingin bercerita tanpa berpikir dan mengikuti kemana jari-jari ini akan menuntun bola mata. Tentang seseorang yang membuat saya bisa memikirkannya kapan saja. Ia dapat ditemukan di sela lagu-lagu favorit, dalam hembusan angin sore yang teduh, atau bahkan ketika lamunan saya dibangunkan oleh suara ukulele pengamen jalanan. Setiap kali bahagia atau sedih, saya tidak punya pertimbangan apapun untuk mengadu padanya. Walau tanggapannya tak selalu hangat, tetapi tidak pernah kapok untuk membajirinya dengan berbagai cerita panjang. Setiap harinya. Pada Rabu lalu saat membuka file chat history BBM beberapa tahun ke belakang, saya makin menyadari kedermawanannya. Dukungan, candaan, dan nasihat harian tulus yang sudah ada disana sejak saya masih egois dalam mencintainya.  Memori pun berputar mundur mengingat indahnya s...