Saya pernah mengikuti sebuah workshop kesusastraan yang salah satu acaranya tentang bedah sebuah buku (yang saya lupa judulnya) karena penulis belum mempublikasikan buku dalam bahasa Inggris. Hanya tersedia yang berbahasa Norwegia, dan saya tidak sedikit pun memahami tentangnya. Intinya, buku itu berkisah tentang perjalanan seorang anak dan ibu menanti detik kematian. Kematian si anak. Baik genre maupun cerita di buku ini memang biasa saja. Tidak terlalu unik. Tetapi si penulis yang impresif membuat saya tertarik mengikuti bedah buku tersebut. Si penulis itu adalah ibu anak, yang sudah meninggal 7 tahun lalu. Sampul buku itu bergambarkan sepasang sepatu balet yang pitanya terjuntai seperti habis dipakai. Gambar itu sangat filosofis bagi sang ibu. Ia menggambarkan ‘siapa anakku’ di awal buku. Bahwa anaknya adalah remaja populer yang multi talenta, ia sangat sehat, ia penari balet yang tubuhnya sangat lentur. Gadis tersebut juga memiliki banyak teman yang rajin menjenguknya, dalam sehat ...
tak sempurna, namun layak dibaca